Tuesday, January 11, 2011

Asia dan tata ekonomi international


 Oleh :
FIRDAUA AS/07260030 N Abim/06260140
1.      Dari beberapa Negara asia yang telah berhasil melakukan pembangunan ekonominya namun Negara tersebut masih memiliki permasalahan social dalam pemerintahan tersebut merupakan salah satu bukti kalau memang Negara tersebut belum memasuki taraf kesejahteraan masyarakat yang belum optimal, dan menurut saya penyebab permasalahan dari beberapa Negara asia  ini adalah belum mampunya untuk mewujudkan pemerataan kesejahteraan masyarakat dari hasil-hasil pembangunan ekonomi yang telah banyak di lakukan, karena seringkali manfaat dari hasil pendapatan  pembangunan ekonomi national tersebut hanya dapat dirasakan oleh kalangan-kalangan masyarakat tertentu saja, dan kebanyakan mereka yang mendapatkan dari hasil-hasil pembangunan ekonomi tersebut adalah mereka yang tinggal di daerah ibu kota atau daerah-daerah yang memang dekat dengan ibu kota Negara tersebut, namun daerah-daerah yang diluar ibu kota seperti daerah-daerah pedalaman hanya hanya dapat merasakan minimnya manfaat dari peningkatan pendapatan national, dan masalah seperti inilah yang sering kali terjadi sehingga persoalan social seperti kemiskinan masih menyelimuti Negara tersebut, jadi persoalan pemerataan dari hasil pembangunan ekonomi harus di wujudkan oleh suatu Negara untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, dan hal ini tentu menjadikan suatu tantangan bagi Negara-negara yang berstatus berkembang.
Contoh: seperti Negara kiata Indonesia,
Seperti yang kita lihat sekarang dari hasil perkembangn ekonomi yang hanya dapat dirasakan oleh daerah-daerah ibu kota”orang-orang kaya” namun daerah-daerah seperti papua dan masih banyak juga yang laen perlu mendapatkan penanganan khusus untuk dapat memecahkan permasalahan social seperti memerataan dari hasil perkembangan ekonomi national.




                                                                                                                      

2.      pelunasan utang pemerintah ke IMF hanya mengurangi sedikit sekali total beban utang luar negeri pemerintah karena selain IMF pemerintah juga mendapat utang multilateral  lain Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia disamping itu pemerintah juga mendapat utang yang sifatnya bilateral dari negara-negara kreditor utama Indonesia antara lain Amerika, Jepang, kanada dan Jerman 2006, Dari jumlah utang tersebut meskipun telah dikurangi utang pemerintah pada IMF, dalam APBN-P 2006 cicilan pokok dan bunga utang luar negeri yang harus dibayar pemerintah mencapai US$ 2,510 M atau 30% dari total pengeluaran pemerintah. Maka yang harus dilakukan pemerintah setelah membayar lunas utang IMF adalah dengan membatalkan seluruh peraturan perundangan termasuk inpres white paper yang muncul karena tekanan IMF, dan melakukan keputusan progresif untuk melakukan penghapusan utang demi kesejahteraan rakyat.
Proyeksi IMF mengenai ekonomi Indonesia dinilai pesimistis. Perekonomian dinilai masih bisa tumbuh di 3–4%. Tampak pembangunan sebuah apartemen di Jakarta kemarin. Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya mencapai 2,5%.Selain itu,neraca transaksi berjalan diperkirakan tumbuh negatif 0,4%. Proyeksi tersebut dimuat dalam laporan IMF yang bertajuk World Economic Outlook; Crisis and Recovery, yang juga memuat proyeksi badan tersebut mengenai perkembangan perekonomian global. Secara umum, IMF melihat pertumbuhan ekonomi secara global tahun ini masih menurun,dan akan berlanjut pada 2010.Proyeksi IMF,tahun ini ekonomi tumbuh negatif 1,3%. Untuk perekonomian Indonesia, laporan itu menyebutkan bahwa penurunan terjadi terkait kecenderungan pelemahan ekonomi ASEAN-5 yang pertumbuhannya tahun ini diproyeksi 0,0%. Kendati begitu, di antara negara-negara ASEAN-5, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih merupakan yang terbaik kedua setelah Vietnam yang diperkirakan mampu tumbuh 3,3% sepanjang tahun ini. Sementara pertumbuhan ekonomi Filipina diperkirakan 0,0%. Adapun Thailand dan Malaysia diproyeksikan tumbuh negatif, masingmasing 3,0% dan 3,5%. Dari sisi neraca transaksi berjalan (current account balance),IMF memproyeksi Indonesia akan membukukan angka minus 0,4%.Posisi tersebut masih lebih baik ketimbang Vietnam yang diproyeksi minus 4,8%.Sementara neraca transaksi Thailand,Filipina,dan Malaysia masing-masing dipro-yeksi tumbuh 0,6%, 2,3%, dan 12,9%. Secara keseluruhan, neraca transaksi berjalan ASEAN-5 tahun ini diperkirakan tumbuh 2,2%, turun dari realisasi 2008 sebesar 2,8%. Menanggapi laporan tersebut, Direktur Perencanaan Makro Bappenas Bambang Prijambodo mengatakan bahwa pemerintah masih lebih optimistis ketimbang IMF. optimistis perekonomian nasional tahun ini bisa tumbuh 3,5–4%. ”Meski ada tekanan di sisi ekspor, ekonomi nasional masih bisa tumbuh tinggi dengan ditopang masih terbukanya pertumbuhan konsumsi dan investasi domestik. Tanpa mengabaikan IMF yang juga mengetahui dinamika ekonomi kita, kita tentu lebih paham dengan ekonomi sendiri,” laporan IMF menyebutkan bahwa pemulihan ekonomi mulai terjadi tahun depan, kendati risiko penurunan masih ada. IMF memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan bakal meningkat jadi 3,5% dan keseluruhan ASEAN-5 tumbuh 2,3%. Risiko penurunan yang lebih dalam dikatakan bisa terjadi oleh faktor kemungkinan tekanan resesi di negara-negara maju yang selanjutnya mengurangi permintaan eksternal dari negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Menghadapi kondisi ini, IMF menyarankan Indonesia dan negara- negara Asia lainnya mengambil langkah kebijakan ekonomi yang bisa mengurangi efek krisis, terutama melalui penyeimbangan orientasi ekonomi secara antara ekspor maupun konsumsi domestik. Lapis pertama kebijakan ini adalah menyediakan kebijakan contra-cyclical guna mendukung permintaan agregat.

3.      Hubungan antara swasta dengan pemerintah dalam memabangun ekonomi suatu Negara perlu adanya kesetaraan dan keseimbangan, peran suatu Negara tidak boleh untuk mematikan peran dari pihak swasta, begitu juga dengan pihak swasta tidak boleh mematikan dari pada peran pihak dari pemerintah, dan juga hak masyarakat sipil. Tiga kolaborasi ini harus berjalan dengan  seimbang dengan memiliki porsi peran yang tentunya harus seimbang. System yang seperti itu sangat diperlukan karena dalam pembangunan ekonomi, pemerintah tidak dapat melaksanakannya sendiri, begitu juga dengan pihak swasta ataupun masyarakat sipil. Keberhasilan suatu pembangunan adalah sejauh mana tiga komponen atau actor tadi terlibat dalam pembangunan tersebut.





Contoh: Jepang
Jepang merupakan salah satu Negara yang mampu mewujudkan keseimbangan peran antara pemerintah dengan swasta dalam pembangunan ekonomi. Buktinya adalah Negara tersebut telah sangat siap berkompetesi dalam persaingan global, bahkan merupakan salah satu macan Asia. 

No comments:

Post a Comment

silahkan anda berkomentar namun dengan tidak melakukan spam