PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
BIDANG KEGIATAN:
PKM Artikel Ilmiah (PKM
Diusulkan Oleh:
Moh Abu Bakar (06260140/2006)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2010
HALAMAN PENGESAHAN USUL PKMI
1.Judul Kegiatan : MENGANILISIS PERBEDAAN PENILIAN MASYARAKAT PERKOTAAN( INTELEK) DAN MASYARAKAT DESA (AWAM )TERHADAP PARTAI POLITIK DALAM PEMILU 2009
2. Bidang Kegiatan: program karya tulis ilmiah (PKMAI)
3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian
( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa
( √ ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Moh Abu Bakar
b. NIM : 06260140
c. Jurusan : Hubungan Internasional
d. Universitas : Muhammadiyah Malang
e. Alamat rumah : Jln.Tirto Utomo 73E malang
f. No. Telp : 081805100623
5. Anggota Pelaksana Kegiatan / Penulis : -
6. Dosen Pendamping
a. Nama lengkap dan gelar : Drs. Saiman. M,Si.
b. NIP : -196609291991031002
c. Alamat Rumah dan telp : Jl. Raya Tlogomas No. 246, Malang
d. No. Hp : 0341 9113192
Malang, 03 Januari 2010
Menyetujui
Ketua Jurusan Hubungan Internasional Ketua Pelaksana Kegiatan
(Dyah Estu Kurniawati, S. Sos, Msi) (Moh Abu Bakar)
NIP 103.0602.0430. NIM : 06260140
Pembantu Rektor III Dosen Pendamping
(Drs. Joko Widodo,M.Si) (Drs. Saiman.M,Si)
NIP : 104.8611.0039 NIP : -196609291991031002
LEMBAR PENGESAHAN SUMBER PENULISAN ILMIAH PKMI
1. Judul Kegiatan : Menyoal maraknya pernikahan dan dampaknya terhadap kreatifitas perempuan
2. Sumber Penulisan
( ) Kegiatan Praktek Lapang / Kerja dan sejenisnya, KKN, Magang, Kegiatan Kewirausahaan:
( √ ) Kegiatan Ilmiah :
Tugas akhir Mata Kuliah Methode Penelitian Sosial, ” Menganilisis Perbedaan Penilian Masyarakat Perkotaan( Intelek) Dan Masyarakat Desa (Awam ) Terhadap Partai Politik Dalam Pemilu 2009 . yang di bimbing oleh Drs. Saiman.M,Si.
Oleh : Moh Abu Bakar
Tahun : 2009-2010
Keterangan ini kami buat dengan sebenarnya.
Malang, 03 Januari 2010
Mengetahui
Ketua Jurusan / Program Studi Ketua Pelaksana Kegiatan
(Dyah Estu Kurniawati, S. Sos, Msi) (Moh Abu Bakar)
NIP : 110.9209.0283 NIM. 06260140
MENGANILISIS PERBEDAAN PENILIAN MASYARAKAT PERKOTAAN( INTELEK) DAN MASYARAKAT DESA (AWAM ) TERHADAP PARTAI POLITIK DALAM PEMILU 2009
Moh Abu Bakar
Abtraksi
Pada bulan april nanti Negara ini akan merayakan pesta demokrasi biasa disebut dengan pemilu dimana masyarakat bisa menyurakan hak pilihnya sesuai dengan keinginan masing-masing. Dalam pemilu pasca era orde baru yang beralih pada era reformasi partai politik banyak bermunculan dimana ada 108 partai dan yang lolos untuk mengikuti pemuli hanya 38 partai, pesta demokrasi yang di perkirakan oleh survey nasional dan internasional yang di takutkan akan kurang demokratis justru pemlihan tersebut berlangsung aman dan Negara kita mendapat penghargaan Negara yang demokratis. berlangsungnya pemilu pada tahun 2000 dan tahun 2004 tersebut dengan demokratis merupakan suatu hal yang mengembirakan namun yang menjadi persoalan partai politik belum bisa menampung dan merealisasikan aspirasi rakyat sehingga kecenderungan pada pemilu 2009 masyasrakat banyak yang golput, ini bisa di lihat dari pilgup misalnya Jatim yang harus mengulang karna tidak sesuai dengan target, ini desebabkan banyaknya masyarakat yang golput yang tidak merasa puas dengan kinerja pemerintah,
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui, menginditifikasi dan menganalisis perubahan atau apatisme mayrakat tersebut karna masyasrakat sudah mengerti tentang bagaimana kebobrokan politik di negara ini sehingga penulis tidak salah kalau mengangkat tema di atas yang penekanan pembahasannya adalah semakin seseorang intelek maka seseorang tersebut makin apatis terhadap parpol dan semakin masyarakat awan atau utamanya tinggal di pedesaan maka masyarakat tersebut akan tergiur dengan promosi atau propganda partai politik melalui media baik elektronik maupun cetak. Tergiurnya masyarakat tersebut di karenakan banyak faktor. Dimana popularitas tokoh atau propaganda media dalam mencitrkan partai politik yang sangat merakyat dimana masyarakat kita kebanyakan banyak orang miskin, mereka merauh harapan kesejahtraanya akan di perhatikan oleh pemerintah, masyarakat intelek malah semakin apatis ketika melihat tokoh-tokoh yang tampil dalam pemilu 2009 adalah pemain lama, apalagi melihat pengualaran triliun rupipah untuk membayar media dalam promosi partai yang natinya terbenak dalam pikiran intelek bagaimana akan memihak rakyat pengeluaran untuk kampenye saja triliun malah yang akan terjadi ketika duduk di pemerintan sibuk bagaimana mengembalikan modal triliunan tadi.
Kata kunci: masyarakat intelek dan pedesaan( awam), partai politik, dampak pemilu 2009.
Pendahuluan
Perbedaan sikap atau penilaian antara masyarakat pedesaan( awam) dan perkotaan (intelek ) merupakan sikap politik yang bisa kita baca dimana misalnya masyarakat intelek cendrung tidak prgamatis karna disebabkan terciptanya cara berpikir kritis tida langsung mengambil mentah-mentah, ini juga didorong karna sikap feodal dan patriarki dalam keluarga sudah hamper tidak bisa dikatakan sudah lebih demokratis. Apalagi kaum intelek cendurng apatis sebababkan sudah mengerti bagaimana kebobrokan pemerintahan di Negara kita sedangkan masyarakat pedesaan masih belum mempunyai kedewasaan politik, ini di sebabkan karna mereka kebanyakan belum banyak mengenyam pendidikan karna kurang mampu sehingga berhinti kuliah yang hanya dirumah membantu bekerja mencari penghasilan, selain itu masyasrakat desa masih menganut budaya feodal yang masih menganggap kyai sebagai seorang yang harus dipatuhi dan dihormati. Misalnya di daerah Madura di daerah pamekasan dimana kyai atau bapak sebagai orang yang harus di patuhi, jadi penentukan sikapa politik masih yang paling dominan adalah kyai dan bapak sebagi kepala keluarga jiga sang bapak mecoblos A maka yang lain akan ikut, jadi sudah biasa kalau antara masyarkat yang satu dengan satunya berbeda pandangan politik itu bisa dilihat siapa yang paling doninan dalam masyasrakat tersebut.
Budaya politik seperti ini terjadi misalnya di Madura pamekasan memang sudah biasa terjadi karna menurut masyarakat itu sebagai penghargaan terhadap kyai tersebut.kalau dalam teory Greet di budaya politik bisa dibagi dalam tiga bagian pertama, priyayi,santri dan abangan. Teori ini menurut penulis masih bisa kita gunakan untuk menjelaskan budaya masyarakat Madura misalnya di pamekasan yang masih bercorak kepatuhan pada yang dianggap dalam tokoh di dalam masyarakat tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan dan menganalisa perubahan sosial pada masyarakat Madura Pamekasan di lingkugan desa dan lingkugan mahasiswa di malang sehingga nantinya ditemukan suatu bentuk solusi konkret terhadap permasalahan tersebut, dan penelitian ini dijadikan suatu rekomendasi kedepan dalam upaya pemeirntah lebih memperhatikan kinerjanya sehingga masyarakat akan lebih baik dalam kesejahtraannya, dan pemerintah sebagai element yang paling kuat bisa dan sebagai wakil rakyat akan lebih berpihak lagi pada masyrakat kecil
METODE PENDEKATAN
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini ialah metode diskriptif yang bisa dipahami sebagai langkah proses pencapain hasil data untuk pemecahan masalah yang dengan cara diselidiki dengan menggambarkan dan obyek penelitian ( seseorang,korban , Lembaga masyarakat, Pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan apa adanya (Nawawi, 1993).
Dalam penelitian dilakukan di Madura Pamekasan dan di Malang selama 3 minggu yaitu bulan januari 2009. Namun Untuk instrument pengumpulan data, agar menjadi kesatuan yang utuh yang sesuai dengan fakta dilapangan dengan metode penelitian yang dipilih dan objek analisis maka ada 2 metode yang kami ambil dengan teknik wawancara langsung dan tehnik dokumentasi. Tehnik komunikasi langsung dalam hal ini yaitu dengan bertatap muka langsung dengan menggunakan lisan dengan objek atau sumber data, tehnik komunikasi langsung dalam hal ini dengan interviewing, (Menheim dan Rich, 1981). Interviewing adalah metode pengambilan data dengan kontak langsung secara lisan dengan tidak terstruktur terhadap objek atau sumber data dan lembaga swadaya masyarakat yang memberikan advokasi terhadap korban,
Sedangkan, metode dokumentasi adalah upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk mencari informasi melalui data-data dokumentasi tertulis yang berkaitan dengan perbedaan penilain masyarakat kota dan awam terhadap partai politik. Data dokumentasi yang dimaksud diletakkan dalam dua instrumen penting, yakni pertama data dokumentasi yang merupakan data hasil kutipan dari berbagai data yang berkaitan dengan penilain terhadap partai politik. yang penulis peroleh melalui dokumen-dokumen masyarakat, lembaga-lembaga desa, dan dokumen lain yang menunjang. Kedua, adalah data dokumentasi yang merupakan penjabaran dari penulis setelah melihat data dokumentasi dan komunikasi langsung.
Untuk data yang telah kita kumpulkan kami menggunakan beberapa unit analisis, selanjutnya populasi disampel dengan secara repsentatif, dan untuk mendaptkakan sample sebanyak-banyaknya peneliti menggunakan Purposive Sampling (sumple bertujuan ) dimana sample sudah ditentukan oleh penilti, yaitu : warga yang ada dipengungsian/ dan sudah dapat ganti 20%, lembaga swadaya masrakat ( LSM ).
Sedangkan dalam metode analisis yang kami lakukan yaitu Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif (Meleong, 2000). Data yang didapat selanjutnya dibuat dalam bentuk laporan diskripsi yang berisi narasi kualitatif, dengan tujuan mendiskripsikan penilain masyarakat awam dan intelek terhadap partai politik. Pada tahap awal data yang telah diperoleh akan direduksi guna mencari gambaran umum. Reduksi data ditujukan untuk mengumpulkan catatan-catatan guna mengklasifikasikan data ke dalam bentuk rumusan dan catatan lapangan. Selanjutnya, data-data yang telah direduksi akan di-display atau diklasifikasi ke dalam empat katagori yakni input, adalah data yang bersisi tentang fungsi-fungsi masukan berupa artikulasi kepentingan, agregasi kepentingan, dan komunikasi.
HASIL
Berdasarkan penelitian atau wawancara yang kami himpun, terhadap masyarakat awan masyarakat intelek baik dilingkungan pedesaan dan terhadap masyrakat perkotaan khususnya mahasiswa pada era orde baru masyrakat dari semua kalangan berbondong-bondong sangat antusias dalam memilih wakil rakyatnya karna masyarakat pada waktu itu popularitas pemerintah masih di bilang memihak pada masyarakat pada pemikiran awam misalnya kesejatraan masyarakat dengan barang-barang murah memberi kesan pada masyarakat pemerintah berpihak pada masyarakat, namun setelah bergulirnya era reformasi dari pemilu kepemilu wakil rakyat yang dipilih banyak tidak sesuai dengan harapan mereka tidak berpihak pada masyarakat, mereka hanya dekat ketika pada tahan calon wakil rakyat namun ketika berkuasa kurang aspiratif., sehingga ini yang menyebabkan masyarakat apatis dari golongan masyarakat intelek, namun masyarakat awam khususnya dipedesaan mereka masih cendrung mau ikut berpartisipasi karna dengan propaganda media menapilkan partai politik yang berjargonkan mengangkat kemiskinan, dan mengurangi pengangguran propaganda tersebut menyentuh masyarkat awam tersebut untuk bisa ikut berpartisipasi dalam pemilu.
Dalam hasil wawancara kebanyakan mahasiswa mengatakan buat apa memilih paling setelah berkuasa hanya lebih memperkaya dirinya karena memang banyak orang-orang ingin mejadi wakil rakyat hanya sebagai alat memperkaya diri karna di negara kita ini peluang kerja sangat sulit, apa lagi yang mencalonkan tidak ada yang berubah dimana sudah dilihat dirinya oleh masyarakat sebagai pemimpin yang gagal namun masih tetap bersikukuh untuk berkuasa, mahasiswa lebih melihat pad sistem pemilu tersebut dimana seorang calon harus mengeluarkan triliunan rupiah untuk menjadi memenangi pemilu tersebut sehingga tidak jarang setelah jadi para wakil rakyat tersebut di sibukkan dengan bagaiman cara mengembalikan uang yang telah dikeluarkan tersebut, apalagi mereka berangkat dari partai dimana di negara ini wakil rakyat tersebut harus menyetor kas buat partai tersebut.
Kalau masyarakat awan atau pedesaan mereka baik di iming-imingin sesuatu yang menarik misalnya kalau calon A jadi mereka akan memberikan pkerjaan atau bisa mensjehtraaan banyak masyarakat meeka akan langsung tergiur karna latar belakang mereka yang miskin, selain itu juga di desa misalnya di madura masih cendrung feodal dimana masyarakat ikut-ikutan tokoh yang di anggap tokoh masyrakat.
PEMBAHASAN
Pemilu merupakan alat Negara demokrasi untuk memilih para wakil rakyat dalam pemerintahan, pemilu ini menjadi awal harapan bagi masyarakat yang menganggap pemerintah sebelum kurang aspiratif namun dengan pemilu tersebut masyarakat mempunyai harapan baru dengan memilih calon lain yang bisa di anggap bisa memihak pada aspirasinya.
Harapan masyarakat tersebut memang logis di lihat dari sistem yang memungkinkan untuk mendapatkan pemimpin yang lebih merakyat atau peduli pada masyarakat. Namun tidak jarang harapan masyrakat tersebut pupus di tengah jalan karna baik ,media cetak dan elektronik sering menyaksikan para wakil rakyat yang dipilih tersebut tersandung kasus korupsi sehingga ini bisa mencoreng citra wakil rakyat di mata masyrakat. Apa lagi masyrakat sudah banyak sadar akan kebobrokan sistem politik di Negara ini dimana banyak peluang hanya untuk memperkaya diri,
Sikap apatisme masyarakat ini harus di sadari oleh partai politik dan bertanggung jawab lebih mendewasakan politik masyarakat. Anehnya kalau di Negara ini semakin seseorang mempunyai kedewasaan politik malah semakin enggan untuk ikut pemilu ini di karenakan partai politik hanya memanfaatkan masyarakat untuk berkuasa.
Seharusnya partai politik bisa membaca budaya pemilih masyarakat ini dimana masyarakat semakin mengerti tentang kebobrokan politik di Negara ini dimana kampanye seorang calon selalu menjargonkan kemiskinan namun realita setelah berkuasa tidak aspiratif.
Budaya pemilih di Negara kalau kita lihat memang ada perbedaan di satu sisi kampanye parpol baik melalui media cetak dan elektronik masih efektif mempengaruhi masyakat dengan mengangkat isu mengentaskan kemiskinan dan korupsi bisa menyentuh hati masyakat untuk memilih partai tersebut ini kita bisa di temukan di pedesaan, apalagi masih banyak di pedesaan masyarakatnya yang masih belum banyak berpendidikan. Dan masih tergolong di pedesaan masyarakatnya yang feodal atau masih percaya pada tokoh masyarakat misalnya pada kyai dan ulama’ jika kata kyai A mereka akan bilang A mereka cendrung ucapan yang dianggap tokoh tersebut sebagai hal yang benar.
Sikap politik ini biasanya turun temurun atau ini akan menjadi pola sikap politik yang dianut oleh masyarakat sehingga ini juga menjadi tanggung jawab pemerintah untuk bisa memberikan pendidikan murah bagai masyarakat sehingga bisa terjangkan dan masyakatnya nantinya akan menjadi masyarakat yang kritis terhadap keadaan tidak selalu dimanfaatkan oleh suatu golongan tertentu.
Pentingnya sikap kkritis tersebut merupakan suatu hal yang nantinya bisa memberikan suatu sikap yang rasional dalam bertindak dan masa depan Negara ini akan lebih cerah karna masyarakatnya yang sudah cerdas, yang bisa memilih dan memilah dimana masyarakat di pedesaan tersebut masih tergolong sempit cara berpikirnya ini di karenakan factor lingkungannya dimana lingkungannya hanya bergelut pada diduni kerja atau buruh yang tidak di imbangi dengan pendidikan.
Kunci keberhasilan Negara ini karna rakyatnya sudah cerdas kalau masyarakat tetap bodoh jangan terlalu banyak berhaharap karna masyarakat akan selalu dimanfaatkan oleh partai politik yang hanya haus kekuasaan sedangkan partai yang benar-benar untuk rakyat kurang yang berminat sehingga menjadi persaingan tidak sehat.
Partai politik harus bisa membaca masyarakat dimana masyarakat saat ini yang mulai jenuh terhadap hasil wakil rakyatnya yang janji manis saja yang ada, sehingga baik kaum intelek maupun kaum pedesaan ( awam) antusias dalam berpartisipasi dalam pemilu dan mendukung kebijakan pemerintah yang akhirnya masyarakat bukan menjadi musuh pemerintah tapi sebagai mitra dalam mengamnbil kebijakan artinya pemerintah tidak terlalu mendominasi tapi juga melibatkan masyarakat karna masyarkat merupan objek kebijakn pemerintah ini yang harus dijadikan pelajaran bagi partai politik.
KESIMPULAN
Bergulirnya era reformasi msyarakat Indonesia mengalami perubahan mungkin dari penguasa yang otoriter ke demoktrasi, namun era ini bukan membuat masyarakat dewasa dalam segala hal misalnya dalam politik mereka semakin membenci yang namanya pemilu khsusunya orang intelek karana hanya menghabiskan dana rakyat triliunan rupiah dan setelah calon-caclon tersebut berkuasa tidak pernah aspiratif hanya mementingkan dirinya sendiri. Sehingga ini berdampak pada banyaknya apatisnya mayarakat dalam pesta demokrasi tersebut karena mereka tidak pernah diuntungkan, berbeda dengan masyarakat Amerika yang antusias dalam memilih perwakilannya tersebut bahkan mereka sudah punya ideology partai , tapi berbeda dengan masyarakat Indonesia yang khususnya di pedesaan atau awam mereka masih gampang dibujuk untuk memelih atau berpartisipasi dalam pesta demokrasi tersebut walau calon yang ada tidak dikenal sehingga ini yang namanya memilih kucing dalam karung. Dibujuk baik melalui media maupun oleh tokoh setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Suhelmi Ahmad. Pemikiran Politik Barat.Pt Gramedia Pustaka Utama.Jakarta 2001
Young oran r. Sistem Politik.Bina Aksara 1984 Jakarta
Cipto Bambang MA. Partai Politik pustaka pelajar.1986 Yogjakarta
Ghaffar Affan.Politik Indonesia. Pustaka Pelajar 1999 Yogyakarta.
LAMPIRAN
BIODATA KETUA PELAKSANA
a. Nama : Moh Abu Bakar
b. TTL : Sampang, 11 Maret 1987
c. Alamat Kos : Jl. Tirto Utomo 73E Landungsari Malang.
d. Alamat Asal : Jl. Raya Ds. Labuhan timur Kec. Sreseh Kab. Sampang.
e. NIM : 06260140
f. Fakultas / Jurusan : Jurusan Hubungan Internasional,
g. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
h. Pendidikan :
1. MI Awaliyah Labuhan lulus tahun 1999
2. Pond-Pest Al-Amien Prenduan 1999-2005
3. S1 Jurusan Hubungan Internasional FISIP-UMM s/d sekarang
i. Aktivitas Nonakademik:
1. Ketua Panitia PSHT Malang 08-09.
2. Pelatih PSHT di komisariat UMM 08 s/d sekarang.
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan yang baik ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT, yang telah melimpahkan segala Rahmat dan hidayahNya kepada saya, serta telah mengizinkan saya untuk menjadi Khalifah dimuka bumi ini dengan segala kekurangan dan kelebihan yang saya miliki.
2. Ayah dan ibu serta ke dua adik laki-laki saya yang sudah memberikan semangat baik berupa materi maupun masukan-masukan yang membuat saya lebih bersemangat menikmati dan menjalankan hidup ini.
3. Teman-teman yang membantu mendapatkan data-data yang mendukung dalam proses pembuatan tulisan ini.
4. Pak Saiman, selaku pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan dan saran yang baik kepada penu
No comments:
Post a Comment
silahkan anda berkomentar namun dengan tidak melakukan spam